Monaco
Dalam tulisan sebelumnya, Dini Kusmana Massabuau dan suaminya asyik berjalan-jalan di Kota Monaco. Mereka terkejut saat satu rombongan turis melewatinya dengan bahasa pengantar menggunakan bahasa Indonesia. Spontan Dini teriak kepada suaminya, "Ada Rombongan Indonesia...! Rombongan Indonesia...!". Berikut lanjutan tulisan Dini.
- Benar saja, mereka rombongan wisatawan dari Indonesia yang sedang berlibur dengan menggunakan tour travel ke beberapa negara, salah satunya Monaco. Karena waktu mereka terbatas dengan jadwal kunjungan ke tempat wisata, kami tak sempat ngobrol banyak. Saya cuma bisa menitipkan kartu nama, jaga-jaga siapa tahu suatu saat mereka ingin mengenal kota Montpellier tempat kami tinggal, pintu rumah kami selalu terbuka.
Setelah berjalan, akhirnya berhadapan dengan istana Monaco! Sebuah istana yang membuat saya membaca kembali kisah sejarah Monaco. Bercerita mengenai Monaco, berarti kembali ke abad 13, di mana saat itu koloni Genoa yang dipimpin oleh Fulco del Cassello, meletakkan batu pertamanya untuk fondasi sebuah benteng pertahanan di atas sebuah bukit yang saat ini digunakan sebagai istana pangeran.
Istana yang pada awalnya adalah benteng pertahanan ini telah melewati banyak saksi sejarah perjuangan dalam menghadapi bombardir musuh. Sejak akhir abad ke 13 telah menjadi tempat tinggal keturunan Grimaldi yang saat itu menjadi tuan tanah dan memegang kekuasaan sebagai pangeran setempat.
Selama kurun waktu abad ke 19 hingga awal abad 20 istana yang memiliki gaya ‘Renaissance Italia’ ini menjadi simbol kemewahan, apalagi istana yang berada di atas bukit daerah Côte d’Azur, dimana para bangsawan dan jutawan berlibur, semakin membuat istana dan penghuninya menjadi lambang glamour...
Kemewahan itu, semakin terlihat ketika Pangeran Reiner menikahi bintang film terkenal Grace Kelly, yang mana lewat dirinya menunjukkan kehidupan kesehariannya dalam istana mewah. Gedung pengadilan di kota tua Monaco.
Sudah bisa dibayangkan, Istana Monaco tidak bisa didatangi oleh umum. Hanya dari sisi luarnya kami dibolehkan mengambil gambar secara bebas. Di sekeliling istana, terdapat juga bangunan pemerintahan yang tentunya dijaga pula oleh prajurit kerajaan.
Setelah puas mengabadikan gambar bangunan kerajaan, kami pun mulai melanjutkan perjalanan dengan memasuki kota tua Monaco. Warna warni, tembok bangunan membuat kota mungil itu semakin enak untuk dinikmati.
Layaknya kota wisata, restoran berjejer dengan terasnya menawarkan berbagai macam hidangan. Soal harga bervariasi. Mahal sekali? Tidak juga, namanya kota turis.
Di sinilah saya baru terasa jika Monaco memang negara kecil. Kaki ini hanya kurang dari 1 jam sudah mengitari kota tuanya. Padahal entah berapa kali saya berhenti untuk mengambil gambar dan keluar masuk butik.
Karena menyibak kota utama sudah kami lakukan, kami kembali menuju tempat parkir untuk mengambil mobil menuju Monte Carlo, di mana kasino terkenal berada di sana. Di tempat parkir, kami tertawa geli karena mobil kami berada di antara mobil mewah, yaitu Porsche, Maserati dan sebelahnya adalah Lamborgini.
Setelah kami perhatikan, kami jadi semakin tertawa karena bukan hanya deretan parkir mobil kami saja yang terdapat mobil mewah, ternyata hampir satu parkir isinya mobil luks semua. Wow!! Monte Carlo padat dengan mobil mewah.
Monte Carlo adalah salah satu bagian dari Monaco. Di Monte Carlo inilah pusat administrasi pemerintahan berada. "Bau uang ya?" kata suami saya saat mulai mencari parkir di daerah ini.
Memang terlihat benar kehidupan jet set di daerah ini. Bagaimana tidak, sepanjang jalanan parkir, lagi-lagi, mobil lux. Pokoknya saya baru kali ini lihat sebuah kota kurcaci, istilahnya, tapi isinya mobil-mobil besar nan mewah. Para sopir berjejer rapi menunggu majikannya. Butik-butik merk terkenal juga menjadi tontonan mata. Mengertilah saya, jika Si Akang kurang suka he-he-he...
Usai memarkirkan mobil kami, seperti sebelumnya di antara mobil super bermerk, kami langsung menuju kasino Monte Carlo. Bukan untuk main judi ya, tapi tempat ini, memang menjadi salah satu tujuan wisata juga.
Kamera wajib diserahkan kepada petugas, larangan keras mengambil gambar dengan cara apa pun. Benar ketika memasuki ruangan kasino, rasanya diri ini sedang dipelototi oleh kamera dari segala arah.
Berbagai jenis permainan ditawarkan kepada pengunjung. Ada yang mulai dari 5 euros juga loh, malah ada yang pakai koin mulai dari 2 euros. Kami hanya melihat-lihat, mengamati para pemain yang mencoba mengadu nasib. Ada permainan yang harus menukarkan dulu uang dengan koin khusus, ada yang bisa langsung memberikan uang kepada setiap permainan.
Suami saya mengajak kami melihat permainan poker. Para pemarin memang kelihatan kebanyakan sudah terbiasa dikelilingi oleh orang-orang khususnya turis-turis yang penasaran seperti saya.
Seorang pemuda datang menggantikan pemain yang pergi meninggalkan meja. Kalau menaksir usianya sih sekitar 20 tahun tak lebih. Dengan tenangnya dia mengeluarkan dua lembar uang 500 euros untuk memulai permainan. Saya cuma bisa berbisik kepada suami saya, "Aduhhh..., itu kan harga 1 tiket pesawat kita mudik ke Indonesia..."
Lantas suami saya mengajak menikmati kopi di sebuah kafe dalam kasino dan bukan di barnya karena dia tahu saya tak suka. Tapi saat kami melihat ternyata untuk masuk saja kudu bayar 15 euros. Langsung malas jadinya. Belum lagi pakai persyaratan yaitu meninggalkan kartu identitas diri. Walah... lebay banget sih pikir saya. Tapi ternyata memang begitu peraturannya, karena mereka yang masuk ke dalam kafe restoran itu, menginginkan ketenangan dan kenyamanan. Casino Monte Carlo Monaco. Di sinilah para pemain mengadu keberuntungan.
Kami pun akhirnya memilih menikmati kopi hitam di luar kasino. Kenyamanan kami justru saat menyatu dengan masyarakat, mendengarkan berbagai bahasa, dengan atap langit terbuka dan matahari menjadi teman penghangat kulit. Itulah kenangan unik di Monaco... (DINI KUSMANA MASSABUAU)
- Benar saja, mereka rombongan wisatawan dari Indonesia yang sedang berlibur dengan menggunakan tour travel ke beberapa negara, salah satunya Monaco. Karena waktu mereka terbatas dengan jadwal kunjungan ke tempat wisata, kami tak sempat ngobrol banyak. Saya cuma bisa menitipkan kartu nama, jaga-jaga siapa tahu suatu saat mereka ingin mengenal kota Montpellier tempat kami tinggal, pintu rumah kami selalu terbuka.
Setelah berjalan, akhirnya berhadapan dengan istana Monaco! Sebuah istana yang membuat saya membaca kembali kisah sejarah Monaco. Bercerita mengenai Monaco, berarti kembali ke abad 13, di mana saat itu koloni Genoa yang dipimpin oleh Fulco del Cassello, meletakkan batu pertamanya untuk fondasi sebuah benteng pertahanan di atas sebuah bukit yang saat ini digunakan sebagai istana pangeran.
Istana yang pada awalnya adalah benteng pertahanan ini telah melewati banyak saksi sejarah perjuangan dalam menghadapi bombardir musuh. Sejak akhir abad ke 13 telah menjadi tempat tinggal keturunan Grimaldi yang saat itu menjadi tuan tanah dan memegang kekuasaan sebagai pangeran setempat.
Selama kurun waktu abad ke 19 hingga awal abad 20 istana yang memiliki gaya ‘Renaissance Italia’ ini menjadi simbol kemewahan, apalagi istana yang berada di atas bukit daerah Côte d’Azur, dimana para bangsawan dan jutawan berlibur, semakin membuat istana dan penghuninya menjadi lambang glamour...
Sudah bisa dibayangkan, Istana Monaco tidak bisa didatangi oleh umum. Hanya dari sisi luarnya kami dibolehkan mengambil gambar secara bebas. Di sekeliling istana, terdapat juga bangunan pemerintahan yang tentunya dijaga pula oleh prajurit kerajaan.
Setelah puas mengabadikan gambar bangunan kerajaan, kami pun mulai melanjutkan perjalanan dengan memasuki kota tua Monaco. Warna warni, tembok bangunan membuat kota mungil itu semakin enak untuk dinikmati.
Layaknya kota wisata, restoran berjejer dengan terasnya menawarkan berbagai macam hidangan. Soal harga bervariasi. Mahal sekali? Tidak juga, namanya kota turis.
Di sinilah saya baru terasa jika Monaco memang negara kecil. Kaki ini hanya kurang dari 1 jam sudah mengitari kota tuanya. Padahal entah berapa kali saya berhenti untuk mengambil gambar dan keluar masuk butik.
Karena menyibak kota utama sudah kami lakukan, kami kembali menuju tempat parkir untuk mengambil mobil menuju Monte Carlo, di mana kasino terkenal berada di sana. Di tempat parkir, kami tertawa geli karena mobil kami berada di antara mobil mewah, yaitu Porsche, Maserati dan sebelahnya adalah Lamborgini.
Monte Carlo adalah salah satu bagian dari Monaco. Di Monte Carlo inilah pusat administrasi pemerintahan berada. "Bau uang ya?" kata suami saya saat mulai mencari parkir di daerah ini.
Memang terlihat benar kehidupan jet set di daerah ini. Bagaimana tidak, sepanjang jalanan parkir, lagi-lagi, mobil lux. Pokoknya saya baru kali ini lihat sebuah kota kurcaci, istilahnya, tapi isinya mobil-mobil besar nan mewah. Para sopir berjejer rapi menunggu majikannya. Butik-butik merk terkenal juga menjadi tontonan mata. Mengertilah saya, jika Si Akang kurang suka he-he-he...
Usai memarkirkan mobil kami, seperti sebelumnya di antara mobil super bermerk, kami langsung menuju kasino Monte Carlo. Bukan untuk main judi ya, tapi tempat ini, memang menjadi salah satu tujuan wisata juga.
Kamera wajib diserahkan kepada petugas, larangan keras mengambil gambar dengan cara apa pun. Benar ketika memasuki ruangan kasino, rasanya diri ini sedang dipelototi oleh kamera dari segala arah.
Berbagai jenis permainan ditawarkan kepada pengunjung. Ada yang mulai dari 5 euros juga loh, malah ada yang pakai koin mulai dari 2 euros. Kami hanya melihat-lihat, mengamati para pemain yang mencoba mengadu nasib. Ada permainan yang harus menukarkan dulu uang dengan koin khusus, ada yang bisa langsung memberikan uang kepada setiap permainan.
Suami saya mengajak kami melihat permainan poker. Para pemarin memang kelihatan kebanyakan sudah terbiasa dikelilingi oleh orang-orang khususnya turis-turis yang penasaran seperti saya.
Seorang pemuda datang menggantikan pemain yang pergi meninggalkan meja. Kalau menaksir usianya sih sekitar 20 tahun tak lebih. Dengan tenangnya dia mengeluarkan dua lembar uang 500 euros untuk memulai permainan. Saya cuma bisa berbisik kepada suami saya, "Aduhhh..., itu kan harga 1 tiket pesawat kita mudik ke Indonesia..."
Kami pun akhirnya memilih menikmati kopi hitam di luar kasino. Kenyamanan kami justru saat menyatu dengan masyarakat, mendengarkan berbagai bahasa, dengan atap langit terbuka dan matahari menjadi teman penghangat kulit. Itulah kenangan unik di Monaco... (DINI KUSMANA MASSABUAU)
4 komentar:
yuk di cob4 g4m3 b4ru (Bandar Poker) dari ionqq,,, ingin jadi bandar segera bergabung bersama kami di ionQQ^c0m|
n1km4t1 b0nu5 r3f3r4l 20'% dan c4sh b4ck 0'3 % s3ti4p m1ngguny4 * pin BB : 58ab14f5
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
Poker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)
Terpercaya, Berpengalaman, CS ramah dan online 24 jam.
Gabung dengan kami (www,updatebetting,co) dan dapatkan cashback 3% setiap minggunya.
AYOK GABUNG DAN SERU SERUAN DENGAN AGEN KAMI YANG SIAP MELAYANI ANDA SENANTIASA SELAMA NYA ~
minimal depositnya hanya 50 ribu loh & kita juga mempunyai game poker dengan minimal deposit 10 ribu saja ayo buruan
silakan masuk langsung ke website kami dan baca syarat ketentuan bonusnya
untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi CS kami di sini :
Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / AGENS128
Line id : agens1288
WhatsApp : 085222555128
Posting Komentar